Kali ini ane mau cerita seni beladiri dari betawi ,ini dia...
Ciri khas aliran Goning, menurut H. Nizam, salah satu murid
Cingkrik Goning, adalah menggunakan satu kaki sebagai tendangan pamungkas.
“Tangan digunakan untuk meladeni serangan lawan,” katanya. Begitu lawan jatuh,
diselesaikan dengan tendangan kaki.
Selain itu, Cingkrik Goning sangat mengandalkan kecepatan.
“Tidak ada hitungan gerakan lambat seperti di aliran lain,” katanya. Begitu
menerima serangan, dalam hitungan detik harus dilakukan balasan dan braak,
lawan sudah harus jatuh ke tanah.
Sebagai
anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Cingkrik
Goning mengaplikasi sistem tingkatan. Mulai dari awal belajar sampai
mendapat sabuk merah, memakan waktu maksimal 7 tahun. Selama itu murid
hanya diajari
teknik jurus untuk menerima serangan. Setelah itu, baru belajar teknik
bantingan secara berpasangan yang disebut “Sambut”.
Teknik bantingan menjadi kelebihan lain dari aliran silat Goning.
Dihitung-hitung ada sekitar 80 teknik bantingan yang bisa dikuasai jika
ditekuni hingga tingkatan tertinggi.
Salah
satu murid Engkong adalah Usup Utai, yang mengembangkan aliran silat
ini ke daerah Grogol. Usup Utai, sebelum meninggal pada 1993, mewariskan
ajaran itu kepada Bambang Sudrajat, yang melestarikannya sampai
sekarang.
Babe Usup Utai (Almarhum)https://cingkrikgoning.wordpress.com/about/